Industri kasino online di Selandia Baru memasuki babak baru. Pemerintah , lewat pengajuan Kasino Online Bill pada akhir Juni 2025, resmi start proses legalisasi dan regulasi ketat sama kasino online. Langkah ini mencerminkan transisi dari pasar abu-abu menuju ekosistem iGaming yang lebih transparan dan terkontrol.

Selama ini, para pemain di Selandia Baru mengakses situs kasino luar negeri tanpa pengawasan hukum domestik. Tanpa lisensi lokal, tidak ada perlindungan khusus bagi konsumen, sementara negara juga kehilangan potensi pendapatan pajak dari sektor yang terus tumbuh. Dengan hadirnya regulasi ini, Kasino Online Selandia Baru akan memiliki kerangka hukum yang jelas.
Lisensi Kasino Akan Dibatasi dan Dikurasi
Salah satu poin utama dalam RUU ini adalah pembatasan lisensi operator kasino online sebanyak maksimal 15. Jumlah tersebut akan ditentukan melalui proses lelang kompetitif yang mempertimbangkan reputasi, pengalaman, dan komitmen operator terhadap perlindungan pemain. Bukan cuma soal siapa yang punya dana besar, tapi siapa yang punya misi jangka panjang.
RUU juga menekankan pentingnya pemerataan akses dan tata kelola teknologi yang fair. Sistem lisensi akan berlaku selama 3 tahun dan bisa diperpanjang menjadi 5 tahun, asalkan operator menunjukkan kepatuhan penuh terhadap syarat dan standar yang ditetapkan.
Sambil mengikuti dinamika regulasi global, situs-situs lokal seperti Komunitas Poker Indonesia tetap konsisten menyajikan berita dan analisis industri kartu dan game, termasuk yang berkaitan dengan perkembangan teknologi perjudian.
Perlindungan Konsumen Jadi Prioritas
Selain aspek legal dan fiskal, hal yang tak kalah penting dari regulasi ini adalah perlindungan pemain. Operator yang mengajukan lisensi diwajibkan menyediakan:
- Sistem verifikasi usia yang efektif (18+)
- Alat pengecualian diri (self-exclusion)
- Batasan pengeluaran dan waktu bermain
- Larangan pemberian kredit untuk berjudi
- Saluran pengaduan dan pelaporan yang transparan
Langkah ini sangat penting mengingat makin banyak negara yang mengalami lonjakan kasus kecanduan akibat maraknya akses ke situs kasino global. Dengan pendekatan berbasis tanggung jawab, Selandia Baru mencoba meminimalkan efek negatif perjudian digital, tanpa harus melarangnya secara total.
Dalam konteks prestasi dan kabar dari dunia poker profesional, baru-baru ini Nick Ahmadi dan Giuseppe Zarbo berhasil meraih gelang WSOP, menandakan bahwa dunia kompetitif dan regulatif bisa berjalan seiring jika ada sistem yang sehat.
Respons Global dan Timeline Implementasi
Langkah Selandia Baru ini tentu menarik perhatian global. Beberapa nama besar seperti bet365, 888, dan Super Group disebut-sebut tertarik masuk pasar setelah regulasi diterapkan. Mereka siap bersaing dalam proses seleksi lisensi yang akan dimulai pada awal 2026.
Berikut timeline singkatnya:
- Q3 2025: RUU diperbincangkan dalam parlemen dan konsultasi umum
- Februari 2026: Lelang lisensi dimulai
- April 2026: Operator berlisensi mulai beroperasi resmi
- 31 Desember 2026: Operator tanpa lisensi harus keluar dari pasar
Dengan batas waktu yang jelas, pemerintah ingin memberikan masa transisi yang adil bagi semua pihak.
Sebuah Langkah Progresif untuk Industri iGaming
Regulasi ini mencerminkan keseriusan pemerintah Selandia Baru dalam menangani sektor perjudian digital. Alih-alih melarang sepenuhnya, mereka memilih jalan tengah: membatasi, mengontrol, dan mengawasi dengan ketat. Pendekatan ini bisa jadi contoh untuk negara lain yang menghadapi dilema serupa—antara potensi ekonomi dan risiko sosial.
Di tengah iklim regulasi ini, dunia kompetitif poker tetap berjalan. Prestasi seperti Mike Gorodinsky yang meraih gelang WSOP kelima menunjukkan bahwa komunitas game profesional dan struktur legal bisa saling mendukung jika ekosistemnya tertata dengan benar.
Leave a Reply