RUU pajak baru yang dijuluki “One Big Beautiful Bill” memicu protes dari industri perjudian Amerika, terutama dari kawasan Las Vegas. Suara vokal muncul dari Derek Stevens, pemilik kasino dari di pusat kota Las Vegas kayak Circa, The D, Golden Gate. Bagi Stevens, rancangan undang-undang ini bisa menjadi bencana fiskal bagi dunia kasino legal di Amerika Serikat.

Pajak Judi Jadi Masalah Serius
Salah satu pasal dalam RUU tersebut menetapkan bahwa pemain hanya bisa mengurangi 90% dari kerugian perjudian mereka saat melaporkan pajak tahunan. Sebelumnya, pemain diizinkan memotong hingga 100%, sehingga hanya dikenai pajak atas profit bersih. Perubahan ini terlihat kecil, tapi punya dampak besar.
Dalam praktiknya, pemain-pemain besar terutama high rollers dan profesional akan sangat terbebani. Jika seseorang menang $1 juta namun mengalami kerugian $950.000, maka sebelumnya ia hanya dikenai pajak atas $50.000. Tapi dengan aturan baru, hanya $900.000 yang bisa dikurangkan, dan artinya mereka akan dikenai pajak atas $100.000.
Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pemain akan beralih ke situs judi offshore, di mana regulasi longgar dan tidak ada pelaporan pajak ke pemerintah AS.
Industri kasino yang sudah terbiasa bersaing secara ketat harus menghadapi ancaman tambahan dari regulasi fiskal internal. Sementara sektor perjudian di AS terus berkembang dan mencatat banyak kemenangan menarik seperti Nico Betbese. Baru-baru ini menang besar di WPT Venetian dunia kasino harus tetap waspada terhadap kebijakan fiskal yang bisa membalik arah pertumbuhan.
Dampak Ekonomi untuk Las Vegas
Las Vegas selama ini menjadi barometer ekonomi hiburan dan perjudian Amerika. Penerapan aturan ini berpotensi menurunkan jumlah kunjungan ke kasino legal. Berdampak langsung pada pendapatan daerah, lapangan kerja, dan geliat bisnis lokal. Derek Stevens menyatakan bahwa kota bisa kehilangan jutaan dolar pendapatan dan ribuan pekerjaan hanya karena perubahan kecil dalam satu pasal pajak.
Perlu dilihat, Las Vegas juga menjadi magnet wisatawan mancanegara yang mencari pengalaman berjudi yang legal dan aman. Bila daya tarik itu tergerus oleh beban pajak yang tidak masuk akal, maka posisi kota ini bisa tergeser oleh opsi ilegal yang lebih “longgar” secara fiskal meski tentu jauh lebih berisiko.
RUU ini memperparah kesenjangan antara operator kasino legal dan situs offshore, yang sebelumnya sudah jadi sorotan banyak pemain. Salah satu kasus kekalahan gede karena main berlebihan juga pernah menggeber dunia poker, seperti kejadian yang dialami Nik Airball dalam sebuah pot dramatis.
Respons Politisi dan Upaya Koreksi
Untungnya, kritik terhadap RUU ini tidak hanya datang dari pelaku industri. Rep. Dina Titus, anggota kongres dari Nevada, memperkenalkan FAIR BET Act inisiatif hukum. Membatalkan batasan pengurangan kerugian 90% dan mengembalikannya ke 100%. Baginya, ini bukan soal memanjakan penjudi, tapi soal mempertahankan ekosistem ekonomi lokal yang sehat dan kompetitif.
Meski demikian, usulan tersebut masih menghadapi resistensi dari beberapa anggota senat Partai Republik. Mereka berargumen bahwa pembatasan ini penting untuk menjaga integritas sistem pajak nasional.
Namun tekanan dari sektor swasta, khususnya dari Las Vegas yang menjadi episentrum industri kasino AS, terus membesar. Jika aturan ini diberlakukan secara permanen, maka dominasi Amerika sebagai pusat perjudian legal dunia bisa perlahan digantikan oleh wilayah-wilayah tanpa kontrol ketat baik itu di Karibia, Asia, maupun Eropa Timur.
Perkembangan seperti ini memperlihatkan bagaimana hubungan antara regulasi, teknologi, dan pilihan pemain bisa dengan cepat bergeser. Dunia kasino hari ini bukan hanya soal meja hijau dan kartu, tapi juga tentang sistem perpajakan dan kepercayaan terhadap ekosistem legal.
Di tengah semua dinamika itu, Komunitas Poker Indonesia terus mengulas berbagai isu penting seputar industri judi global dan lokal, dari pajak hingga turnamen. Kamu bisa temukan banyak liputan lainnya lewat Komunitas Poker Indonesia yang memuat perkembangan terbaru dari dunia poker dan kasino.
Penutup
RUU “One Big Beautiful Bill” yang awalnya tampak menjanjikan bagi reformasi fiskal justru menjadi momok bagi industri kasino legal Amerika. Penolakan dari Derek Stevens bukanlah suara sumbang, melainkan refleksi dari kegelisahan nyata pelaku industri yang khawatir Las Vegas akan kehilangan taji jika kebijakan ini dibiarkan.
Dengan tekanan publik yang meningkat dan diskusi legislatif yang masih bergulir, nasib aturan ini masih belum final. Tapi satu hal pasti Las Vegas tidak akan tinggal diam saat posisinya sebagai ibukota kasino dunia terancam oleh paragraf-paragraf dalam RUU pajak.
Leave a Reply