Drama di meja poker memang bukan hal baru, tapi kali ini datang dari situasi yang unik. Pemain asal Taiwan, Chih Fan, tiba tiba jadi gosip hangat di komunitas poker internasional setelah ditegur penalti satu ronde di WSOP 2025. Penyebabnya? Ia diduga menonton video Doug Polk saat pertandingan berlangsung.

Insiden ini terjadi di Hari ke-6 Main Event. Chih Fan dilaporkan membuka ponsel ketika lawannya sedang tanking. Meski bukan sesuatu yang secara eksplisit dilarang dalam situasi umum, masalahnya adalah Rule 64 WSOP aturan ketat yang diberlakukan selama tiga meja terakhir di event gelang menyatakan bahwa tidak boleh ada penggunaan perangkat elektronik selama permainan berlangsung, termasuk untuk menonton video, melihat siaran langsung, atau mengakses bantuan strategi seperti GTO chart.
Chih Fan: “Saya Tidak Pernah Curang”
Setelah insiden itu, Chih Fan langsung membantah tuduhan bahwa ia menggunakan bantuan strategi secara real-time. Dalam unggahan Instagram-nya, ia menjelaskan bahwa yang ia buka hanyalah video dari channel Doug Polk, bukan GTO Wizard atau aplikasi strategi lainnya.
Ia menegaskan:
“Saya tidak pernah curang. Tidak pernah.”
“Saya bahkan tidak skip big blind. Saya anggap poker sebagai olahraga, dan saya percaya pada sportivitas.”
Dalam video Doug Polk tersebut, kemungkinan ada tampilan GTO chart yang muncul sesaat, sebagai bagian dari isi konten. Namun, Fan mengklaim bahwa ia tidak membuka chart itu secara langsung atau dengan niat mengambil keuntungan strategis.
Sikap dan pernyataan tegas seperti itu jarang terdengar dari pemain yang tengah berada dalam tekanan besar turnamen. Tapi Fan tetap menjaga nadanya tenang, bahkan menyelipkan kalimat reflektif yang menggelitik:
“Rules are dead. People are alive. And to those who live like dead rules I feel nothing but sympathy.”
Di sisi lain, WSOP tetap memberlakukan penalti satu ronde. Artinya, Fan harus melewatkan satu putaran penuh tanpa bisa bermain, yang tentu saja sangat merugikan terutama di tahap kritis turnamen sekelas WSOP.
Rule 64: Garis Tipis antara Kesalahan dan Kecurangan
Rule 64 dikenalink sama WSOP sebagai langkah buat mencegah potensi Real Time Assistance (RTA) selama turnamen-streamed berlangsung. Aturan ini berlaku ketat tidak hanya untuk pemain, tapi juga untuk penonton yang berada di dalam ruangan.
Menurut kebijakan resmi, tidak boleh ada:
- Penggunaan perangkat elektronik di dalam ruang turnamen
- Akses ke aplikasi, AI, chart strategi
- Komunikasi tak langsung via pesan, teks, atau tampilan video
Bahkan jika tidak ada niat menggunakan bantuan, fakta bahwa konten strategi muncul di layar bisa dianggap sebagai pelanggaran.
Meski aturan ini penting demi menjaga keadilan permainan, kasus seperti yang dialami Chih Fan memunculkan perdebatan tentang seberapa kaku peraturan perlu ditegakkan. Banyak yang menilai perlu ada ruang interpretasi ketika pelanggaran terjadi karena kelalaian teknis, bukan niat curang.
Kasus ini menambah daftar panjang momen kontroversial yang terjadi selama WSOP 2025 turnamen yang tahun ini juga diramaikan oleh penampilan mengejutkan dari Sebastian Schulze, pemain Austria yang sukses mencuri perhatian lewat performa konsistennya.
Reaksi Komunitas dan Doug Polk
Komunitas poker punya reaksi yang cukup beragam terhadap insiden ini. Beberapa pemain di meja yang sama menunjukkan simpati terhadap Fan. Mereka menyadari bahwa hal seperti GTO chart bisa saja muncul tak sengaja, misalnya ketika seseorang mengirim link atau video yang menyisipkan potongan strategi.
Doug Polk sendiri menanggapi lewat Instagram Story:
Polk dikenal cukup aktif di media sosial dan tidak jarang terlibat dalam berbagai perbincangan kontroversial seputar dunia poker. Sebelumnya, ia bahkan sempat “menyemprot” Phil Hellmuth dalam sebuah momen panas yang jadi sorotan komunitas. Rekaman dan analisis peristiwa itu bisa dibaca di sini.
Poker, Peraturan, dan Era Digital
Perkembangan teknologi jelas mengubah wajah poker modern. Tapi dengan itu, muncul pula tantangan baru. Real Time Assistance, AI, dan aplikasi strategi seperti GTO Wizard membuka kemungkinan eksploitasi dan itu alasan utama WSOP membuat aturan seperti Rule 64.
Namun, kisah Chih Fan menunjukkan bahwa penerapan aturan harus tetap mempertimbangkan konteks dan akal sehat. Bagi sebagian orang, pelanggaran adalah pelanggaran, tak peduli niatnya. Tapi bagi banyak lainnya, niat dan situasi tetap layak jadi pertimbangan.
Apa pun sisi yang kamu take, satu bisa dipastikan: WSOP 2025 gak kekurangan drama.
Dan untuk kamu yang mau terus mengikuti perkembangan dunia poker global, mulai dari turnamen besar sampai kisah pemain yang menarik perhatian dunia, Komunitas Poker Indonesia selalu punya kabar terbaru dengan sudut pandang khas.
Leave a Reply